Seorang anak perempuan berusia 8 tahun pamit pada orangtuanya untuk menggembalakan kerbau di provinsi Ratanakkiri, Kamboja. Saat itu, Oktober tahun 1989. Namun, sang anak yang pergi bersama saudaranya itu tak jua kembali hingga petang.
Tahun demi tahun, sang anak yang diberi nama Rochom P'ngieng tak kunjung pulang. Sang ayah, Sal Lou, dan ibu, Rochom Soy, pun sudah 'melepas' kedua anaknya.
Dikutip dari laman Guardian, keluarga hanya mengenang Rochom sebagai anak perempuan yang riang. Rochom juga terampil membuat bentuk bunga, binatang, bahkan manusia dari kulit pisang.
Dikutip dari laman Guardian, keluarga hanya mengenang Rochom sebagai anak perempuan yang riang. Rochom juga terampil membuat bentuk bunga, binatang, bahkan manusia dari kulit pisang.
Hingga suatu hari di bulan Februari 2007, sesosok makhluk menyerupai monyet muncul dan mencuri bekal makan siang petani. Inilah awal harapan baru bagi Lou, karena dia mengenali orang yang mencuri makanan itu sebagai anaknya yang telah lama hilang.
Dengan perawakan mirip monyet, jalan membungkuk, telanjang, kotor, ketakutan, rambut pendek yang acak-acakan, Rochom disimpulkan tinggal di hutan selama hampir 20 tahun. Hidup seperti kisah klasik 'Tarzan.'
Telegraph edisi 28 Mei 2010 mencatat bahwa, meski tanpa tes DNA, Lou mempercayai bahwa perempuan itu adalah putri kandungnya dan mengajak putrinya pulang ke rumah. Dia bisa mengenali Rochom dari luka di lengan Rochom. Dia pun tetap yakin meski banyak ahli setempat yang sulit mempercayai gadis 8 tahun mampu hidup di tengah hutan lebat di perbatasan dengan Vietnam dan Laos.
Telegraph edisi 28 Mei 2010 mencatat bahwa, meski tanpa tes DNA, Lou mempercayai bahwa perempuan itu adalah putri kandungnya dan mengajak putrinya pulang ke rumah. Dia bisa mengenali Rochom dari luka di lengan Rochom. Dia pun tetap yakin meski banyak ahli setempat yang sulit mempercayai gadis 8 tahun mampu hidup di tengah hutan lebat di perbatasan dengan Vietnam dan Laos.
Kemunculan Rochom menggemparkan warga di sekitar desa tempat tinggalnya. Sebutan 'gadis hutan' dan perempuan setengah hewan pun disematkan padanya. Sejak ditemukan itu, Rochom diajari berbagai ketrampilan peradaban, seperti berbicara, menggunakan pakaian, dan sebagainya.
Namun, ini adalah proses yang sulit bagi seorang manusia yang hampir 20 tahun tinggal di pedalaman hutan Ratanakkiri, salah satu hutan lebat dan liar di negara ini.
Laman Guardian mencatat bahwa, Rochom sempat dirawat di rumah sakit. Namun, keluarga segera membawanya pulang ke rumah karena Rochom tak henti meronta dan berteriak.
Laman Guardian mencatat bahwa, Rochom sempat dirawat di rumah sakit. Namun, keluarga segera membawanya pulang ke rumah karena Rochom tak henti meronta dan berteriak.
Setelah mencoba beberapa tahun tinggal di peradaban, Rochom tak tahan. Meski ayahnya mengaku ada kemajuan dialami anaknya, namun Rochom kembali ke kehidupan liarnya. "Dia pasti pergi ke hutan," kata Lou.
Sebelum kabur pun Rochom masih menolak menggunakan pakaian. Dia pun masih tak bisa bercakap-cakap laiknya manusia normal. Rochom malah lebih fasih mengeluarkan suara-suara binatang.
Sang ayah menyalahkan roh penunggu hutan atas kepergian kedua kalinya Rochom. Di desa itu, kepercayaan mistis masih kuat dipegang warga. Lou pun pergi ke dukun untuk membantu mencari putrinya kembali.
Lou bahkan menabung agar bisa membeli sesaji untuk penunggu hutan seperti lembu jantan, babi, ayam, wine. Menurut sang dukun, sesaji ini menjamin putrinya kembali ke rumah.